Senin, 08 Juni 2009

Sabtu, 06 Juni 2009 , 14:10:00

BALIKPAPAN - Pada Jumat (5/6) kemarin, warga RT 15 kelurahan Manggar geger setelah terjadinya puluhan ekor ayam yang mati milik sejumlah warga dalam waktu yang hampir bersamaan. Kejadian tersebut ada yang membuat khawatir jika ayam-ayam tersebut mati karena virus flu burung .

”Awalnya kami takut, sebab dari pemberitaan menyebutkan bahwa jika ada ayam yang mati mendadak itu adalah salah satu tanda dari flu burung,” aku Ny Ino.

Kejadian ini diketahui pertama kali oleh Ny Ino , pada pukul 11.30 Wita. Dia melihat salah satu ayam jago miliknya terkapar lemas di pekarangan rumahnya. Ketika dihampiri, ayam tersebut tiba-tiba mati. Awalnya, Ino tidak terlalu memperdulikannya, namun yang membuat ia kaget adalah ia juga menemukan sembilan ekor ayam miliknya yang lain juga terbujur kaku dan sudah menjadi bangkai di belakang rumahnya

”Saya kaget, kok ayam saya mati semua, padahal tadi pagi saya lihat mereka baik-baik saja,” akunya.

Selain ayam milik Ny Ino, puluhan ayam milik dua orang tetangganya juga mati mendadak, yaitu milik Lias sebanyak 4 ekor , Lamain sebanyak 25 ekor, sehingga total keseluruhan ayam yang mati kemarin adalah 39 ekor. Oleh warga bangkai-bangkai ayam tersebut tidak dimakan atau dikubur tapi langsung dibuang ke laut yang memang letak permukiman mereka tidak jauh dari pantai. ”Bangkainya kami buang ke laut mas , takut kalau dikubur malah jadi penyakit,” bebernya.

Sementara itu Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DPKP, drh Ratna Panca Mardani yang turun langsung ke lapangan untuk memeriksa apa yang menyebabkan puluhan ayam tersebut mati mendadak, langsung melakukan rapid tes dan dari tes tersebut bisa dipastikan kematian bukan disebabkan oleh virus H5N1 atau flu burung.

”Kami sudah melakukan rapid tes, dan hasilnya dipastikan bukan flu burung seperti yang ditakutkan,” jelas Ratna.

Ia mengatakan, bahwa ayam-ayam tersebut mati karena penyakit New Castle Disease (ND) atau yang lebih terkenal dengan sebutan tetelo di Indonseia. Tetelo merupakan penyakit menular yang menyerang ayam, kalkun, dan unggas lainnya. Semua umur ayam dapat terserang penyakit ini. Penyakit ini tersebar ke seluruh dunia dan sangat merugikan para peternak ayam. Angka kematian akibat tetelo cukup tinggi, bisa mencapai 90 persen dan penularannya sangat cepat. Penyebabnya adalah virus yang tergolong dalam kelompok para myxo virus. “Ini disebabkan tetelo, memang kalau sudah terjangkit oleh penmyakit ini ayam akan lemas dan mati,” tandas Ratna.

Perlu diketahui, flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.

Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.

Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.

Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.

Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.

Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.(moe)

Sumber : Post Metro Balikpapan

Cerita Legenda

Tersebutlah 4 orang kakak beradik sekandung yang datang dari Lautan untuk bertapa di sebuah bukit (Balikpapan). Selama masa pertapaan tersebut, jadilah 3 orang diantara mereka sebagai ular naga yang sangat besar dan melingkari seluruh daratan kota Balikpapan yang berbukit-bukit. Badan ular naga tersebut meliuk-liuk mengikuti kontur tanah kota Balikpapan. Mereka bertapa dalam tempo tertentu yang di ketahui oleh mereka sendiri untuk membentuk dan menjaga keharmonisan bukit-bukit tersebut. Selesainya waktu pertapaan dan masa untuk meninggalkan bukit tersebut di tandai dengan hujan yang sangat deras. Satu persatu dari mereka akan pergi apabila hujan yang sangat deras menyelimuti bukit-bukit.

Orang-orang tua terdahulu dan yang masih mempercayai cerita tersebut, sangat khawatir apabila hujan turun tiada henti dengan jumlah curah hujan yang besar. Adapun ular naga pertama keluar pada kira-kira tahun 1978 dimana saat itu terjadi banjir dan tanah longsor yang mengkawatirkan seluruh penduduk dan merugikan jiwa dan harta. Menurut cerita orang, jalan yang di tuju saat itu adalah lautan melewati sekitar pasar baru. Yang mana setelah hujan reda dan banjir kering, tanah di jalanan tersebut berbentuk seperti ular naga.

Kira-kira pada tahun 1985, terjadi lagi hujan dengan petir dan mengakibatkan banjir serta tanah longsor yang sangat meresahkan. Terjadi di sekitar bukit perumahan pertamina. Yang mengkibatkan pecahnya saluran besar pembuangan air pertamina dan menimpa perumahan penduduk kampung yang ada di bawahnya dan juga merugikan jiwa dan harta. Setelah hujan reda dan masyarakat mulai berbenah, ditemukan di jalan tersebut, bentuk meliuk seperti jalan ular menembus pagar kawat dan memperlihatkan bahwa kawat tersebut berlubang menuju arah lautan.

Seekor naga masih tetap bertapa sampai dengan saat ini, dan ini adalah naga terbesar dari ketiganya. Apabila ada hujan yang lebat dan tiada henti, mungkin saat itulah naga terbesar kembali kelautan. Sedangkan seorang lagi, berubah menjadi manusia. Yang dalam jangka waktu pertapaannya tersebut, ia berdiri tegak seperti pohon yang memiliki akar, daun dan ranting.

Dari kejauhan di lautan, pelaut tersesat, sering melihat titik merah seperti api yang memandang lautan, yang mana konon itu adalah mata sang naga. Adapun mengapa naga tersebut keluar dari bukit adalah karena telah tidak senang dengan keadaan kehidupan di bukit-bukit tersebut dan versi lain menyebutkan bahwa telah selesai masa pertapaannya dan ia kembali ke laut untuk berpasangan.

Sumber : kota balikpapan - wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas



Senin, 08 Juni 2009 , 10:03:00

BALIKPAPAN--Tiga orang pemenang lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) dari Balikpapan akan mendapatkan kesempatan unjuk gigi di hadapan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta jajaran kabinetnya pada tanggal 13 Juni mendatang di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang merupakan tuan rumah lomba TTG tingkat nasional 2009.

”Kita akan mendapatkan kesempatan unjuk gigi di depan presiden beserta peserta lain, di Pekan Baru nanti ”jelas Kasi Bina Produksi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Pemkot, Ambo Da’i. Tiga pemenang tersebut berhak mewakili Kalimantan Timur dalam ajang nasional ini, setelah adanya surat Keputusan (SK) gubernur yang menyatakan ketiganya memangkan lomba TTG tingkat Provinsi, tiga pemenang tersebut adalah teknologi solar sel yaitu Abdul Qoir Jailani, Penjernih Air Biji Kelor oleh Harto, dan kontrol rel kereta oleh Hilman.

”Gubernur baru saja mengeluarkan SK bahwa Balikpapan merupakan juara unggulan tingkat provinsi,” jelas Ambo Da’i. Acara itu sendiri akan berlangsung pada 12 hingga 18 Juni namun ketiga pemenang ini akan betolak ke Pekan baru pada tanggal 11 Juni mendatang, sebab pantia memberikan batas waktu hingga tanggal 12 Juni untuk peserta mempersiapkan TTG untuk dipamerkan di depan presiden.

”Kita akan berangkat dua hari sebelumnyaagar dapat mempersiapkan peralatan di stan yang sudah disiapkan oleh panitia,” bebernya. Satu orang peserta berhak membawa satu orang rekannya dengan pertimbangan dapat bergantian pada saat menjaga stan nanti, sebab acara akan berlangsung dari siang hingga malam, dengan demikian satu stan dapat diaga secara bergilir.

”Nanti satu orang akan jaga pagi dan satunya lagi menjaga pada saat malam harinya,” pungkasnya. Sedangkan itu saat ini, Disperindakop sedang disibukan persiapan ketiga TTG tersebut. Ketiga teknologi yang akan dipamerkan sedang diperbaharui agar nampak sempurna ketika akan dilihat oleh presiden nanti.

Ambo Da’i menargetkan Balikpapan akan dapat masuk dalam tiga besar, sebab tahun 2007 lalu Balikpapan juga berhasil masuk di urutan tiga juara nasional. ”Tahun 2007 lalu TTG listrik tenaga angin sudah dapat duduk di urutan ke tiga,” aku Ambo Da’i.(moe)

Sumber : Post Metro Balikpapan

Senin, 08 Juni 2009 , 09:59:00

BALIKPAPAN--Jika tidak ada aral melintang, pagi ini Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) kembali menggelar razia kebersihan untuk menegakkan Perda nomor 10 tahun 2004 tentang Pengelolaan Persampahan.

Menurut Kepala DKPP, Ir Soufian AS razia kebersihan sebelumnya telah dilaksanakan di tiga wilayah kecamatan. “Di Utara, Barat, dan terakhir di halaman Puskib masuk wilayah Tengah. Besok (hari ini, Red) jika tidak ada halangan giliran wilayah Selatan,” ujar Soufian saat dikonfirmasi Post Metro, kemarin.

Dia menegaskan, razia kebersihan yang dilaksanakan DKPP tidak terkait keberhasilan Balikpapan merebut kembali supremasi tertinggi bidang kebersihan, Adipura. Sayangnya, Soufian tidak menyebut dimana lokasi razia bakal berlangsung.

“Dalam razia nanti baik masyarakat, aparat di luar Pemkot, bahkan pejabat Pemkot sekalipun, semuanya kita jaring tidak ada perbedaan dalam penegakan Perda,” tandasnya. Dari hasil razia kebersihan yang dilakukan sebanyak tiga kali, masyarakat yang terjaring selalu mengeluhkan tidak adanya sosialisasi Perda.

Soufian membantah keras tudingan tersebut. Dia menjelaskan, Perda Kebersihan telah disahkan sejak tahun 2004 dan sosialisasi sering kali dilaksanakan sampai ke tingkat kelurahan. “Jadi sudah tidak ada lagi alasan untuk tidak mengetahui ada Perda Kebersihan,” ujar Soufian.

Selain razia di tempat terbuka, sebelumnya dia menjelaskan, penegakan Perda dilakukan dengan penindakan langsung di tempat terhadap pelanggar Perda Kebersihan. Seperti yang dilakukan DKPP belum lama ini di kawasan Bukit Cinta beberapa waktu lalu.

Ketika itu ada seorang warga yang membuang sampah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di siang hari menggunakan mobil. Lokasi Bukit Cinta sering dikeluhkan masyarakat adanya sampah yang berserakan karena ada oknum yang membuang sampah melanggar perda.

Dari situ DKPP melakukan penyelidikan sampai akhirnya menunggu oknum masyarakat yang melanggar Perda Persampahan. “Orang kami buru pakai sepeda motor, kunci mobilnya dicabut dan orang itu kami proses secara hukum berdasarkan Perda.

Kasus ini saya berharap dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk tidak melanggar aturan,” katanya. Dalam Perda 10 sendiri terdapat kewajiban antara lain membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke TPS di atas pukul 06.00 Wita sampai 18.00 Wita, menyiapkan bak sampah yang volumenya disesuaikan dengan kendaraan, dan lainnya.

Bagi mereka yang melanggar Perda, dikenakan sanksi berupa ancaman kurungan badan paling lama 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 5 juta.(yud)

Sumber: Post Metro Balikpapan
Senin, 08 Juni 2009 , 09:55:00

BALIKPAPAN--Kendati bertentangan dengan Undang-undang Kehutanan, niat pemkot Balikpapan untuk segera mencabut ribuan batang pohon akasia di kawasan Waduk Manggar Km 12, Balikpapan Utara dipastikan bakal terealisasi. Pemkot tengah menyiapkan anggaran untuk melaksanakan proyek pencabutan akasia.

Berdasarkan hitungan yang telah dilakukan PDAM, pencabutan akasia butuh sedikitnya dana Rp 1 miliar. “Rencana kita tetap melakukan pencabutan pohon akasia di Waduk Manggar, itu baru hitungan PDAM, yang jelas bias saja bertambah atau berkurang. Nanti dianggarkan ole Bappeda untuk dimasukan ke APBD tahun 2009,” ujar Wakil Wali Kota, HM Rizal Effendi SE di balaikota belum lama ini.

Dijelaskan Wawali Rizal, walaupun harus bertentangan dengan UU, pencabutan pohon akasia di kawasan Hutan Lindung tetap dilakukan demi menyelamatkan kualitas air baku yang saat ini mulai tercemar akibat pembusukan akar akasia yang telah terendam di atas lahan seluas 7 hektare. “Kami sangat menghargai dan siap mendukung, apa yang telah disampaikan oleh wali kota beberapa waktu lalu, yang menyatakan siap pasang badan untuk masalah ini,” tegas Rizal.

Masih menurut Wawali Rizal, permasalahan yang dialami Waduk Manggar sebagai air baku yang dikonsumsi puluhan ribu masyarakat Balikpapan melalui PDAM saat ini cukup kompleks. Tidak hanya masalah peternakan babi, ayam dan sapi tetapi di sekitar lingkungan Waduk Manggar juga dihadapi oleh masalah pembuangan limbah mandi, cuci dan kakus (MCK).

Bahkan, juga terdapat kegiatan perkebunan, pertanian serta yang lebih utama adalah terendamnya ribuan pohon akasia . “Masalah yang dihadapi Waduk Manggar cukup banyak, tidak semata-mata akibat akar akasia saja tetapi ada juga yang lainnya,” terangnya. Disinggung mengenai banyaknya aktivitas masyarakat di sekitar hutan lindung Manggar yang sebenarnya dilindungi, Rizal mengatakan, BLH sudah memiliki peta batasan tertentu berupa buffer zone.

Untuk itu, pihaknya akan mengkoordinasikan dengan BLH agar bisa mengintesifkan pengawasan. Selain berencana untuk menebang dan mencabut pohon akasia, pemkot juga berupaya untuk menyusun penataan kawasan Waduk Manggar.

Nanti akan ditentukan, kawasan mana yang menjadi ring I atau Ring II sesuai dengan kriteria kawasan perlindungan Waduk Manggar. “BLH punya semacam buffer zone, jadi ada lokasi yang boleh dan tidak diperkenankan adanya kegiatan. Kita juga akan mengintesifkan pengawasan, supaya ancaman kelestariannya (hutan lindung, Red) dapat teratasi,” tandas Wawali Rizal Effendi.(die)

sumber : Post Metro Balikpapan

Selasa, 02 Juni 2009

Wajib Punya Jaminan Sosial


Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) berharap menjamurnya para pekerja luar daerah atau pendatang diikuti dengan pengawasan yang ketat tak hanya dari sisi KTP tapi juga jaminan sosial yang diberikan perusahaan kepada para tenaga kerja (naker). “Coba lihat orang-orang yang gali kabel serap optik, proyek mal, apartemen, kebanyakan yang dipekerjakan justru orang luar.

Lantas pertanyaannya, kalau selama mereka bekerja kemudian sakit, siapa yang bertanggung jawab,” ungkap Kepala Dukcapil Pemkot, Drs H Achmad Ilhamsyah MSi di kantornya, Senin (1/6).

Lanjut dia mengemukakan, seandainya naker yang didatangkan dari luar daerah itu mengalami kecelakaan, lantas perusahaan maupun kontraktor yang mempekerjakan tidak memberikan tanggung jawab maka Pemkot lah yang kena dampaknya. “Pas pekerjanya sakit, kemudian tidak ada uang untuk berobat, atau kecelakaan tidak ada uang untuk operasi, apa mau diambilkan dana dari gakin. Ya rugi kita,” paparnya.

Makanya, kata Ilham-panggilan Achmad Ilhamsyah, jaminan sosial bagi naker yang didatangkan dari luar daerah harus diperketat. Selain itu, Ilhamsyah menyoroti masuknya pendatang yang melakukan kunjungan dalam waktu di bawah 6 bulan.

Seorang investor misalkan, ketika hendak membuka perusahaan dan menetap di Balikpapan tapi tidak bermaksud untuk menjadi penduduk Balikpapan, wajib mengurus surat domisili. “Tingkatannya itu ada tiga, pendatang yang kunjungannya di bawah 6 bulan urus surat domisili, pendatang yang berminat untuk menetap lama urus KTP sementara, kalau pendatang itu punya pekerjaan dan penghasilan yang tetap, KTP sementara diganti dengan KTP tetap,” paparnya.

Untuk jumlah pertumbuhan penduduk di Balikpapan sendiri berdasarkan data terakhir bulan Mei 2009 secara total tercatat sebanyak 186.542 kepala keluarga (KK) atau 611.068 jiwa.(yud)


Sumber : Metro Balikpapan