”Awalnya kami takut, sebab dari pemberitaan menyebutkan bahwa jika ada ayam yang mati mendadak itu adalah salah satu tanda dari flu burung,” aku Ny Ino.
Kejadian ini diketahui pertama kali oleh Ny Ino , pada pukul 11.30 Wita. Dia melihat salah satu ayam jago miliknya terkapar lemas di pekarangan rumahnya. Ketika dihampiri, ayam tersebut tiba-tiba mati. Awalnya, Ino tidak terlalu memperdulikannya, namun yang membuat ia kaget adalah ia juga menemukan sembilan ekor ayam miliknya yang lain juga terbujur kaku dan sudah menjadi bangkai di belakang rumahnya
”Saya kaget, kok ayam saya mati semua, padahal tadi pagi saya lihat mereka baik-baik saja,” akunya.
Selain ayam milik Ny Ino, puluhan ayam milik dua orang tetangganya juga mati mendadak, yaitu milik Lias sebanyak 4 ekor , Lamain sebanyak 25 ekor, sehingga total keseluruhan ayam yang mati kemarin adalah 39 ekor. Oleh warga bangkai-bangkai ayam tersebut tidak dimakan atau dikubur tapi langsung dibuang ke laut yang memang letak permukiman mereka tidak jauh dari pantai. ”Bangkainya kami buang ke laut mas , takut kalau dikubur malah jadi penyakit,” bebernya.
Sementara itu Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DPKP, drh Ratna Panca Mardani yang turun langsung ke lapangan untuk memeriksa apa yang menyebabkan puluhan ayam tersebut mati mendadak, langsung melakukan rapid tes dan dari tes tersebut bisa dipastikan kematian bukan disebabkan oleh virus H5N1 atau flu burung.
”Kami sudah melakukan rapid tes, dan hasilnya dipastikan bukan flu burung seperti yang ditakutkan,” jelas Ratna.
Ia mengatakan, bahwa ayam-ayam tersebut mati karena penyakit New Castle Disease (ND) atau yang lebih terkenal dengan sebutan tetelo di Indonseia. Tetelo merupakan penyakit menular yang menyerang ayam, kalkun, dan unggas lainnya. Semua umur ayam dapat terserang penyakit ini. Penyakit ini tersebar ke seluruh dunia dan sangat merugikan para peternak ayam. Angka kematian akibat tetelo cukup tinggi, bisa mencapai 90 persen dan penularannya sangat cepat. Penyebabnya adalah virus yang tergolong dalam kelompok para myxo virus. “Ini disebabkan tetelo, memang kalau sudah terjangkit oleh penmyakit ini ayam akan lemas dan mati,” tandas Ratna.
Perlu diketahui, flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.
Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.(moe)
Sumber : Post Metro Balikpapan
